
“Meskipun kondisi masyarakat sedang menghadapi pandemi Covid-19, akan tetapi guru tetap menunjukkan baktinya kepada peserta didik, masyarakat, dan negara” demikian kutipan dari amanat yang disampaikan oleh Menteri Agama Jenderal TNI (prn.) Fachrul Razi, S.I.P., S.H., M.H dalam upacara bendera memperingati Hari Guru Nasional 2020 yang diadakan di kantor Kementerian Agama Republik Indonesia jalan lapangan Benteng Barat, Jakarta, yang diikuti secara virtual oleh seluruh institusi dan sekolah dibawah naungan Kementerian Agama. Dalam amanatnya Menteri Agama juga menyampaikan agar kondisi pandemi ini tidak menjadi halangan bagi para guru untuk terus menjalankan tugas mulia mendidik para penerus bangsa serta dedikasi dan semangat untuk menjaga keberlangsungan NKRI terus dilakukan tanpa henti.
Upacara secara virtual ini juga diikuti oleh pondok pesantren Al Amin yang diikuti oleh wakil pimpinan pondok pesantren Al Amin ustadz Supriyanto, M.Pd, bapak Rozikin, S.pd kepala Madrasah Tsanawiyah Al Amin, Ibu Fitri Astutik, S.Pd kepala Madrasah Aliyah Al Amin, beserta seluruh dewan guru Madrasah Tsanawiyah Al Amin dan Madrasah Aliyah Al Amin bertempat di ruang kelas Madrasah Aliyah Al Amin. Meskipun upacara dilakukan secara virtual, acara tersebut berlangsung secara hikmat serta lancar hingga akhir acara. Pada upacara virtual ini, seluruh peserta upacara tetap menjalankan protokol kesehatan seperti menggunakan masker serta menjaga jarak.
Pada Hari Guru Nasional tahun ini mengambil tema “Bakti Guru Lindungi Negeri”, tema ini mengandung makna bahwa bakti guru dari dulu sampai di masa yang akan datang, dimaksudkan untuk menjaga dan melindungi keberlangsungan negeri kita tercinta.Hari Guru Nasional diperingati setiap tahun pada tanggal 25 November 2020.

Terkait hari lahir atau ulang tahun PGRI pada 25 November dapat dilihat di situs organisasi guru tersebut. PGRI lahir dari organisasi Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) yang berdiri di zaman kolonialisme pada 1912.Anggota PGHB adalah para guru bantu, guru desa, kepala sekolah, dan penilik sekolah, yang umumnya bertugas di Sekolah Desa serta Sekolah Rakyat Angka Dua. Selain PGHB, berdiri pula organisasi guru lain dengan berbagi corak misal profesi dan keagamaan.
Organisasi guru tersebut misalnya Persatuan Guru Bantu (PGB), Perserikatan Guru Desa (PGD), Persatuan Guru Ambachtsschool (PGAS), Perserikatan Normaalschool (PNS), Hogere Kweekschool Bond (HKSB). Selain itu ada Christelijke Onderwijs Vereneging (COV), Katolieke Onderwijsbond (KOB), dan Vereneging Van Muloleerkrachten (VVM).Pada 1932, PGHB berubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) yang tidak disukai bangsa penjajah. Penambahan kata Indonesia mengindikasikan semangat kebangsaan dan persatuan di antara guru serta tenaga kependidikan. Setelah Belanda, Indonesia menghadapi Jepang yang melarang aktivitas PGI, menutup sekolah, dan melarang organisasi. Namun setelah merdeka pada 17 Agustus 1945, Indonesia berhasil melakukan Kongres Guru Indonesia pada tanggal 24-25 November 1945 di Surakarta.
Dalam kongres disepakati, semua organisasi guru dengan berbagai latar belakang dihapuskan. Guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan guru yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan berada dalam satu wadah PGRI. Dengan kesepakatan tersebut, PGRI berdiri pada 25 November 1945 seratus hari setelah proklamasi kemerdekaan.
